pencarian

Minggu, 06 Februari 2011

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS
PADA NY.”N” USIA 30 TAHUN P30003 POST PARTUM 12 HARI
DENGAN TROMBOFLEBITIS FEMORALIS

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb III (Nifas)
Dosen Pengampu Rheny Widi Wardani, SST




Disusun Oleh : Kelompok III

AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAH
MADIUN
2010


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar 6 minggu (Varney, Helen, 2001:225). Dari definisi lain menyebutkan, Masa nifas atau masa puerperium mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Wiknjosastro, Hanifa,1999:237).
Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat genitalia dalam masa nifas. (Adele Pillitteri, 2007). Salah satu infeksi pada masa nifas adalah : Tromboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan darah. Tromboflebitis cenderung terjadi pada periode pasca partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat akibat peningkatan fibrinogen, dilatasi vena ekstremitas bagian bawah disebabkan oleh tekanan kepala janin kerena kehamilan dan persalinan, dan aktifitas pada periode tersebut yang menyebabkan penimbunan, statis dan membekukan darah pada ekstremitas bagian bawah (Adele Pillitteri, 2007).
Perlu dibutuhkan pemantauan khusus terhadap ibu nifas yang mengalami keluhan-keluhan yang diperkirakan akan mengarah ke gejala patologis masa nifas.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Memahami Apa yang dimaksud dengan nifas dan infeksi yang mungkin timbul.
b. Memahami klasifikasi Tromboflebitis.

2. Tujuan Khusus
a. Pentingnya penangganan yang baik pada masa nifas.
b. Ibu mampu mendeteksi secara dini penyakit atau infeksi yang mungkin timbul setelah persalinan.
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Meningkatkan pengetahuan tentang asuhan kebidanan masa nifas.
b. Menerapkan pengetahuan yang diperoleh dan menerapkanya dalam asuhan sesungguhnya di lapangan.
2. Bagi Masyarakat
Mengetahuai apa yang dimaksud tromboflebitis femoralis, dan hendaknya kerjasama dengan petugas kesehatan.
3. Bagi Instusi
Memberikan tambahan referensi serta bahan acuan dalam penyusunan asuhan kebidanan pada masa nifaskhusunya tromboflebitis femoralis.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Tromboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan darah. Tromboflebitis cenderung terjadi pada periode pasca partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat akibat peningkatan fibrinogen, dilatasi vena ekstremitas bagian bawah disebabkan oleh tekanan kepala janin kerena kehamilan dan persalinan, dan aktifitas pada periode tersebut yang menyebabkan penimbunan, statis dan membekukan darah pada ekstremitas bagian bawah (Adele Pillitteri, 2007).
Tromboflebitis adalah perluasan atau invasi mikroorganisme patogen yang mengikuti aliran darah di sepanjang vena dan cabang-cabangnya (Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, 2002).
B. Klasifikasi
Tromboflebitis dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Pelvio tromboflebitis
Pelvio tromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena hipograstika. Vena yang paling sering terkena ialah vena overika dekstra karena infeksi pada tempat implantasi plasenta terletak dibagian atas uterus, proses biasanya unilateral. Perluasan infeksi dari vena ovarika dekstra, mengalami inflamasi dan akan menyebabkan perisalpingo-ooforitis dan peridiapendisitis. Perluasan infeksi dari vena uterna ialah ke vena iliaka komunis. Biasanya terjadi sekitar hari ke-14 atau ke-15 pasca partum.
2. Tromboflebitis femoralis
Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai, misalnya vena vemarolis, vena poplitea dan vena safena. Sering terjadi sekitar hari ke-10 pasca partum (Abdul Bari SAifudin, dkk., 2002).

C. Penyebab
1. Perluasan infeksi endometrium
2. Mempunyai varises pada vena
3. Obesitas
4. Pernah mengalami tramboflebitis
5. Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi stir up untuk waktu yang lama
6. Memiliki insidens tinggi untuk mengalami tromboflebitis dalam keluarga. (Adele Pillitteri, 2007)

D. Tanda dan Gejala
1. Pelvio Tromboflebitis
Nyeri yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian samping, timbul pada hari ke-2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas.
2. Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai berikut:
a. Menggigil berulang kali, menggigil terjadi sangat berat (30-40 menit) dengan interval hanya beberapa jam saja dan kadang-kadang 3 hari pada waktu menggigil penderita hampir tidak panas.
b. Suhu badan naik turun secara tajam (36 oC menjadi 40 oC) yang diikuti penurunan suhu dalam 1 jam (biasanya subfebris seperti pada endometritis)
c. Penyaklit dapat langsung selama 1-3 bulan
d. Cenderung terbentuk pus, yang menjalar kemana-mana, terutama ke paru-paru
3. Gambaran darah
a. Terdapat leukositosis (meskipun setelah endotoksin menyebar kesirkulasi, dapat segera terjadi leukopenia)
b. Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat tepat sebelum mulainya menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat karena bakterinya adalah anaerob.
c. Pada periksa dalam hampir tidak diketemukan apa-apa karena yang paling banyak terkena adalah vena ovarika; yang sukar dicapai dalam pemeriksaan dalam.
4. Tromboflebitis femoralis
a. Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7-10 hari, kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada hari ke-10-20 yang disertai dengan menggigil dan nyeri sekali.
b. Pada salah satu kaki yang terkena, biasanya kaki kiri akan memberikan tanda-tanda sebagai berikut:
1) Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak, lebih panas dibandingkan dengan kaki lainnya.
2) Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras pada paha bagian atas
3) Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha
4) Reflektorik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi bengkak, tegang, putih, nyeri, dan dingin dan pulsasi menurun.
5) Kadang-kadang terjadi sebelum atau sesudah nyeri dan pada umumnya terdapat pada paha bagian atas, teatapi lebih sering dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki kemudian melus dari bawah ke atas.
6) Nyeri pada betis, yang terjadi spontan atau dengan memijat betis atau dengan meregangkan tendo akhiles(tanda homan positif)
E. Penatalaksanaan
1. Pelvio Tromboflebitis
a. Lakukan pencegahan terhadap endometritis dan tromboflebitis dengan menggunakan teknik aseptik yang baik
b. Rawat inap : penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit dan mencegah terjadinya emboli pulmonum
c. Terapi medik: pemberian antibiotika, heparin terdapat tanda-tanda atau dugaan adanya emboli pulmonum
d. Terapi operatif : pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika emboli septik terus berlangsung sampai mencapai paru-paru; meskipun sedang dilakukan hipernisasi, siapkan untuk menjalani pembedahan.
2. Tromboflebitis Femoralis
a. Anjurkan ambulasi dini untuk meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah dan menurunkan kemungkinan pembentukan pembekuan darah.
b. Pastikan klien untuk tidak berada pada posisi litotomi dan menggantung kaki lebih dari 1 jam, dan pastikan untuk memberikan alas pada penyokong kaki guna mencegah adanya tekanan yaang kuat pada betis.
c. Sediakan stocking pendukung kepada klien pasca patrum yang memiliki varises vena untuk meningkatkan sirkulasi vena dan membantu mencegah kondisi stasis.
d. Instruksikan kepada klien untuk memakai stocking pendukung sebelum bangun pagi dan melepaskannya 2x sehari untuk mengkaji keadaan kulit dibawahnya.
e. Anjurkan tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena.
f. Dapatkan nilai pembekuan darah perhari sebelum obat anti koagulan diberikan.
g. Berikan anti koagulan, analgesik, dan anti biotik sesuai dengan resep.
h. Berikan alat pamanas seperti lampu. Atau kompres hangat basah sesuai instruksi, pastikan bahwa berat dari kompres panas tersebut tidak menekan kaki klien sehingga aliran darah tidak terhambat.
i. Sediakan bed cradle untuk mencegah selimut menekan kaki yang terkena.
j. Ukur diameter kaki pada bagian paha dan betis dan kemudian bandingkan pengukuran tersebut dalam beberapa hari kemudian untuk melihat adanya peningkatan atau penurunan ukuran.
k. Dapatkan laporan mengenai lokea dan timbang berat pembalut perineal untuk mengkaji pendarahan jika klien dalam terapi antikoagulan.
l. Kaji adanya kemungkinan tanda pendarahan lain, misalnya: pendarahan pada gusi, bercak ekimosis, pada kulit atau darah yang keluar dari jahitan episiotomi.
m. Yakinkan klien bahwa heparin yang diterimanya dapat dilanjutkan pada masa menyusui karena obat ini tidak akan berada didalam air susu.
n. Siapkan pemberian protamin sulfat sebagai antagonis heparin.
o. Jelaskan pada klien mengenai pemberian heparin yang harus dilakukan melalui terapi sub kutan
p. Jelaskan kepada klien bahwa untuk kehamilan selanjutnya ia harus memberitahukan tenaga kesehatan yang dia hadapi untuk memastikan bahwa pencegahan trombofrebitis yang tepat telah dlakukan.
(Adele Pillitteri, 2007)












BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal : 3 Desember 2010 Waktu : 08.30 WIB
Tempat : BPS Permata Bunda

I. PENGKAJIAN DATA
A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama Pasien : Ny.”N” Nama Suami : Tn.”Y”
Umur : 30 Tahun Umur : 31 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani Pekerjaan : Petani
Penghasilan : ± Rp 300.000,- Penghasilan : ± Rp 500.000,-
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan, nyeri hebat pada daerah paha dan kaki sebelah kiri sulit di gerakkan, badan terasa panas disertai menggigil.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit menurun dengan gejala sering makan, sering minum, sering kencing (DM), nyeri pada ulu hati (Hipertensi), menahun seperti jantung berdebar-debar (jantung), menular seperti batuk tidak sembuh-sembuh (TBC).
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun dengan gejala sering makan, sering minum, sering kencing (DM), nyeri pada ulu hati (Hipertensi), menahun seperti jantung berdebar-debar (jantung), menular seperti batuk tidak sembuh-sembuh (TBC).
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun dengan gejala sering makan, sering minum, sering kencing (DM), nyeri pada ulu hati (Hipertensi), menahun seperti jantung berdebar-debar (jantung), menular seperti batuk tidak sembuh-sembuh selama 2 minggu dan berdarah (TBC), kencing seperti teh (Hepatitis).Dalam keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar baik dari ibu maupun suami.
4. Data Kebidanan
a. Riwayat menstruasi
Menarche : Umur 14 tahun
Siklus : 28 hari, teratur
Lamanya : 7 hari
Keluhan : -
Jenis : Cair kadang bergumpal
Warna : Merah segar
Bau : Anyir
HPHT : 14 Februari 2010
HPL : 21 November 2010
b. Status perkawinan
Pasien Suami
Umur kawin : 23 Tahun Umur kawin: 28 Tahun
Lama kawin : 7 Tahun Lama kawin: 7 Tahun
Perkawinan ke : 1 Perkawinan ke : 1

c. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu:
No Kehamilan Umur
Kehamilan Jenis
Partus Tempat
Partus Penolong Penyulit
1 Pertama Aterm Normal Rumah Dukun Tidak Ada
2 Kedua Aterm Normal Rumah Dukun Tidak Ada

d. Riwayat nifas dan anak yang lalu:
Anak Nifas
No Jenis
Kelamin BB
(kg) PB
(cm) Keadaan
Anak Laktasi
(bulan) Perdarahan Nifas
(hari) Ket
1 Perempuan 2,9 49 Sehat 6 Normal - -
2 Perempuan 2,8 50 Sehat 6 Normal - -
e. Riwayat kehamilan dan persalinan sekarang
Ibu mengatakan pada kehamilan anak ketiga ini, ibu tidak pernah memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan atau bidan. Pada tanggal 21 November 2010 pukul 04.00 WIB telah melahirkan anak ketiganya berjenis kelamin Laki-Laki, cukup bulan, BB: 3000 gram, PB: 51 cm, lahir normal, bayi menangis spontan dan dibantu oleh dukun.
f. Riwayat keluarga berencana
Jenis KB yang digunakan : -
Efek samping : -
Lamanya KB : -
Alasan berhenti : -
5. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
Sebelum melahirkan : Ibu makan 3 kali/hari, dengan porsi satu piring nasi, sayur ½ mangkok, lauk 1 potong tempe1 potong tahu kadang ikan, kadang makan buah. Ibu minum air putih 8-12 gelas /hari dan minum susu 2 gelas / hari.
Sesudah melahirkan : Ibu mengatakan tidak begitu nafsu makan, makan 2 kali/hari dengan porsi 1 piring nasi, sayur ½ mangkok, lauk 1 potong tempe kadang ikan atau telur, kadang makan buah. Ibu banyak minum air putih 12-14 gelas/hari. Dan minum susu 2 gelas/hari
b. Eliminasi
Sebelum melahirkan : BAB : 1 kali/hari konsistensi lunak.
BAK : 4-5 kali/hari, warna kuning jernih, bau khas.
Sesudah melahirkan :BAB : 1 kali/hari, konsistensi lunak
BAK : 3-4 kali/hari, warna kuning jernih, bau khas.
c. Istirahat
Sebelum melahirkan : Ibu mengatakan tidur malam 7-8 jam/hari, tidur siang 1 jam.
Sesudah melahirkan : Ibu mengatakan sulit tidur karena nyeri pada betisnya, sehingga hanya tidur malam 5-6 jam, dan tidak tidur siang.
d. Personal Hygiene
Sebelum melahirkan : Ibu mandi 2 kali/hari, ganti pakaian 2 kali/hari, ganti celana dalam 2 kali/hari atau ganti kalau merasa lembab, keramas 2 kali/minggu, cuci tangan sesudah BAK dan BAB, cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
Sesudah melahirkan : Ibu mandi 2 kali/hari, ganti pakaian 2kali/hari, ganti celana dalam 3-4 kali/sehari, keramas 2 kali/minggu, ganti pembalut 3 kali/hari atau kalau merasa penuh, cuci tangan sesudah BAK dan BAB, cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
e. Seksual
Sebelum melahirkan : 1x seminggu, karena perut membesar ibu merasa kurang nyaman untuk melakukan hubungan seksual.
Setelah melahirkan : Ibu tidak melakukan hubungan seksual karena masih mengeluarkan darah dan merasakan sakit pada pahanya.
f. Pola Ketergantungan
Ibu mengatakan tidak pernah merokok, dan mengkonsumsi jamu kunir asam.
6. Data Psikososial dan Agama
Ibu mengatakan hubungan ibu dengan keluarga baik, hubungan ibu dengan masyarakat juga baik, ibu melaksanakan ibadah sholat 5 waktu dan mengikuti pengajian 1x dalam seminggu.

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB sekarang : 56 kg
BB sebelumnya : -
TB : 157 cm
LILA : 25 cm
b. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 88x /menit
Suhu : 38 oC
Rr : 22x /menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Simetris, tidak ada benjolan.
Rambut : Bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe, warna rambut hitam, penyebaran merata.
Muka : Pucat, tidak tampak oedema, tidak sembab, tidak pada muka terdapat cloasma gravidarum.
Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva palpebra merah muda.
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada polip, tidak ada secret.
Telinga : Bersih, simetris, tidak ada serumen.
Gigi dan Mulut : Bersih, tidak ada karies gigi, gusi tidak berdarah, bibir pucat, tidak ada stomatitis.
b. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe, dan pembesaran vena jugularis.
c. Dada : Simetris, pernafasan teratur.
d. Payudara : Pembesaran payudara, hiperpigmentasi mammae dan papila, putting susu menonjol, colostrum sudah keluar dan mengeluarkan ASI.
e. Axila : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
f. Abdomen : Bersih, fundus tidak teraba, tidak ada luka bekas operasi, terdapat striae albican.
g. Genetalia : Bersih, tidak ada jaringan parut, mengeluarkan cairan kekuningan, tidak berbau, vulva kebiruan, tidak ada varises, tidak ada condiloma acuminata (bintil-bintil cairan) maupun condiloma matalata (jengger ayam).
h. Anus : Bersih, Tidak ada haemorhoid.


i. Ekstermitas :
Atas : Simetris, tidak ada kelainan fungsi anatomi, gerak bebas.
Bawah : Ada oedema, kaki kiri bengkak dan kemerahan, nyeri pada betis, jari-jari lengkap, kaki kiri sulit digerakkan, simetris kanan-kiri.
3. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 11 gr%

II. INTERPRETASI DATA
Dx : Ny.”N” usia 30 tahun P30003 post partum 12 hari dengan tromboflebitis femoralis.
Ds : Ibu mengeluh, nyeri hebat pada daerah paha dan kaki sebelah kiri sulit di gerakkan, badan terasa panas disertai menggigil.
Do : Keadaan umum baik
Kontraksi uterus baik
Lochea serosa normal
TTV
TD : 120/80 mmHg Suhu : 38°C
Nadi : 88x /menit Rr : 22x /menit

III. DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL DAN ANTISIPASI
Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI
Tidak ada



V. MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH
1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu.
R/ ibu lebih kooperatif dengan tindakan petugas.
2. Jelaskan kepada ibu penyebab rasa nyeri hebat pada daerah paha dan kaki serta cara mengatasinya.
R/ ibu mengetahui penyebab dan cara mengatasi nyeri hebat pada daerah paha dan kaki yaitu merupakan proses yang fisiologis pada masa nifas.
3. Jelaskan pada ibu tentang kebutuhan dasar nifas.
R/ ibu mengetahui kebutuhan dasarnya dan dapat memenuhinya.
4. Pemberian vitamin A, vitamin C, dan tablet Fe.
R/ untuk memperlancar asi dan mencegah anemia.
5. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi nutrisi secara adekuat.
R/ kebutuhan ibu dapat terpenuhi sehingga produksi ASI lancar
6. Jelaskan kepada ibu mengenai KB.
R/ ibu mengetahui alat kontrasebsi yang baik buat ibu.
6. Jelaskan kapada ibu tentang perawatan bayi.
R/ ibu mengetahui tentang cara merawat bayi yang benar.

VI. IMPLEMENTASI
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan ibu baik.
2. Menjelaskan kepada ibu penyebab rasa nyeri hebat pada daerah paha
dan kaki, merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan darah. Tromboflebitis cenderung terjadi pada periode pasca partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat akibat peningkatan fibrinogen dan dilatasi vena ekstremitas bagian bawah yang disebabkan oleh tekanan kepala janin karena kehamilan dan persalinan, dan aktifitas pada periode tersebut yang menyebabkan penimbunan, statis dan membekukan darah pada ekstremitas bagian bawah.
Cara mengatasi:
a. Tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terasa nyeri.
b. Mengompres kaki yang nyeri dengan air hangat
3. Jelaskan pada ibu tentang kebutuhan dasar nifas meliputi:
a) Personal hygiene,
b) Istirahat,
c) Eliminasi,
d) Hubungan seksual, dan
e) Perawatan payudara
4. Memberikan vitamin A, vitamin C, dan tablet Fe kepada ibu.
5. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi nutrisi secara adekuat.

VII. EVALUASI
S : Ibu mengatakan sudah mengerti tentang informasi dan penjelasan dari petugas kesehatan, ditandai dengan ibu dapat mejelaskan kembali sebagian dari informasi tersebut.
O :
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 88x /menit
Suhu : 38 oC
Rr : 22x /menit
A : Ny.”N” usia 30 tahun P30003 post partum 12 hari dengan tromboflebitis femoralis
P :
1. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi untuk ibu nifas.
2. Menganjurkan ibu untuk melibatkan keluarga dalam kegiatan-kegiatan ibu.
3. Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara
4. Memberi terapi amoksilin 500 mg 3x1
5. vitamin C 15 mg 3x1, B Comp 10 mg 3x1, Parasetamol 500 mg (bila demam).
6. Anjurkan ibu untuk datang kembali pada tanggal 06 Desember 2010 atau bila ada keluhan.



BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar 6 minggu (Varney, Helen, 2001:225).
Tromboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan darah. Tromboflebitis cenderung terjadi pada periode pasca partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat akibat peningkatan fibrinogen, dilatasi vena ekstremitas bagian bawah disebabkan oleh tekanan kepala janin kerena kehamilan dan persalinan, dan aktifitas pada periode tersebut yang menyebabkan penimbunan, statis dan membekukan darah pada ekstremitas bagian bawah (Adele Pillitteri, 2007).
B. Saran
Pengetahuan tentang kehamilan bagi masyarakat sangatlah penting, serta mencari penolong yang tepat untuk proses kelahiran. Penolong yang tepat dalam proses kelahiran akan membantu ibu dalam mengatasi gejala maupun infeksi yang mengarah ke patologi persalinan maupun patologi masa nifas.

DAFTAR PUSTAKA
Bari, Saifuddin Abdul dkk. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatol. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirotarjo
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
Pillitteri, Adele. 2007. Perawatan Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta : EGC
Wikhajosastro, Hanifa .2005. IlmuKebidanan . Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Tidak ada komentar: